Lembur Bersemangat Bersama Red Eye

Red eye coffee

Malam ini, masih ingin bercerita tentang jenis seduhan kopi berbasis Espresso (Espresso based). Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata Red Eye, teringat serial kartun Naruto kah? Haha tidak, ini berbeda. Mungkin sedikit aneh atau masih asing kau dengar. Namun, jika kau butuh penyangga kantuk untuk kerja lemburmu malam ini, ia lah kolega yang tepat. Bahkan, membantumu mencairkan inspirasi untuk sajakmu di malam-malam sendu.

Red Eye, sebuah sajian kopi yang oleh tentara Amerika disebut Mother of All Coffee (MOAC) ini nampak menyeramkan dari namanya. Memang, para sejawat yang singgah ke Dongeng Kopi Jogja pun cukup jarang yang ingin sesekali menenggelamkan lidah ke dalamnya. Mungkin kau telah nyaman dengan lembutnya Americano di lidahmu, namun tak ada salahnya mencobai sajian satu ini. Karena, ngopi di Jogja tak pernah semonoton itu. Si mata merah berwujud hitam pekat ini adalah paduan dari satu shot Espresso (30 mili) dengan 120 mili kopi hitam metode pour over. Tak berhenti di situ, Red Eye nampaknya memiliki marga. Ketika dinaikkan menjadi double shot Espresso, sebutlah saja ia Black Eye, dan untuk tiga shot kau boleh memanggilnya Dead Eye. Cukup menarik, nampaknya.

Malam ini memang sedikit memuakkan dengan tumpukan deadline, jadi tidakkah mau mencoba yang sedikit menggugah adrenalin? Sesederhana mengalami langsung sajian klasik dengan metode seduh yang dapat kau pilih sendiri. Mungkin cukup sederhana, namun kupastikan akan sangat kompleks seiring dicecap. Kedai sederhana ini pun begitu, Dongeng Kopi Jogja ingin mencobakan padamu sajian klasik dengan satu poin yang akan melekat di lidahmu. Sederhana pula, kami hanya ingin mencoba membuat lemburmu lebih bersemangat.

Adalah Single Origin yang digunakan sebagai kopi hitam pada Red Eye yang saat ini mulai kau rasakan panas dan cita rasanya di lidahmu. Nampaknya, kau mulai memberanikan diri. Namun bukan kopi di Jogja namanya jika tak menggunakan racikan kopi nusantara. Apakah kau rasakan pahitnya campuran Espresso di dalam Red Eye yang kau minum? Tunggu dulu, mungkin rasanya tak hanya pahit namun juga ada manis lemon dan manis cokelat. Ya, itulah Espresso hasil house blend kami dengan campuran empat kopi nusantara: Temanggung (full-wash process), Preanger (full-wash process), Toraja (full-wash process), dan Bali Kintamani (natural process). Bukan menjadi rahasia bagi kami, karena kau pun perlu tahu cairan hitam apa yang kau teguk. Lebih dari itu, kami ingin memastikan lemburmu setidaknya tak semuram rintik hujan malam ini. Mari, bersulang untuk tetes terakhir Red Eye di malam ini. [ASDP]