Citayam Fashion Week, Dongkrak Ekonomi Kecil

Citayam Fashion Week

Citayam, berani beda, berani dong!

Citayam Fashion Week, begitu sebutannya. Sempat viral beberapa waktu lalu, para remaja dengan penampilan tak biasa itu menjadi sorotan netijen Indonesia. Pro dan kontra terjadi. Saling adu pendapat dan pandangan di sosial media. Tapi ada hal menarik selain viralnya fenomena itu.

Penjual kopi keliling, atau sering disebut “starbuck keliling” , mampu meraup keuntungan banyak dalam fenomena sekelompok remaja dari Citayam, Bogor. Anak-anak muda ini akhir-akhir ini menjadi bahan perdebatan sebagai “penguasa baru” di area SCBD.

Seorang penjual kopi bernama Adi, mengaku bisa menjual 100 cangkir sehari.

” Alhamdulillah semakin banyak yang nonkrong, kita bisa menjual 100 gelas sehari dan sampai 150 gelas di hari libur, akibatnya banyak anak-anak yang nongkrong, ya.”

Adi, penjual kopi keliling

Bahkan dengan harga Rp 5000 secangkir kopi panas atau dingin, Adi dapat meraup keuntungan hingga Rp 500.000. Hal ini tentu saja merupakan dampak ekonomi nyata yang terjadi dan dapat dirasakan oleh para pedagang kopi keliling di kawasan tersebut.

Media fashion Jepang, Tokyo Fashion di twitter sampai menyoroti fenomena ini dan membandingkannya dengan fenomena Harajuku yang ada di Jepang.

Terlepas dari banyaknya pro dan kontra, nyatanya hal tersebut mendatangkan suatu manfaat ekonomi secara nyata bagi kalangan kecil terutama pedagang kopi keliling.

Baca Juga: