Buku Daftar Hadir, Arsip Kecil Warga yang Sudah Berjilid Jilid

Buku Daftar Hadir Dongeng Kopi

Scripta manent, verba volant.

“Semua yang tertulis akan mengabadi, yang terucap akan menguap bersama angin.

Berangkat dari peribahasa latin kuno ini, kami bikin buku daftar hadir untuk warga kerepdolan. Buku yang berisi sekitar 500 halaman dari kertas HVS kosong dijilid spiral tempat semua orang bebas menulis, menggambar atau menempel apa saja. Ruang pelepasan keluh kesah, tempat mencurahkan gagasan, menyemat kesan, atau sekadar memberi kritik saran agar lebih baik bagi kami ke depannya.

Buku ini sudah hampir menghabiskan sembilan jilid. Sisa beberapa lembar saja untuk diisi. Meleset dari prediksi kami yang harusnya sudah habis sepuluh jilid masuk tahun kesepuluh dongeng kopi di tahun ini. Besar kemungkinan ini tersebab pandemi yang mengurangi kunjungan kami secara drastis. Dua tahun yang angka kedatangannya benar-benar memprihatinkan. Kami nyaris hafal dengan pelanggan yang masih setia datang saban harinya. Kalau bukan si Paijo, pasti si Paijem, kalau bukan mereka pasti ada si Fulan, pasti si Fulanah. Sampai kami kadang kehabisan materi perbincangan keseharian yang kadang sudah dikuras diperjumpaan perjumpaan sebelumnya. Terkadang tema obrolan kita sampai yang sudah absurd absurd.

Sumbangsih warga kerepdolan

Misal seperti soal teori bumi datar, Piramida yang bikin alien, sampai apakah sebenarnya harta karun Sukarno benar adanya. Tema tema yang kadang obrolannya sangat nggladrah dan tidak jelas juntrungannya. Tapi tetap saja mereka kembali dan melanjutkan tema-tema nyleneh tersebut di perbincangan berikutnya. 

Buku Daftar Hadir bagi kami itu sebagai arsip orang-orang yang datang, orang-orang yang tandang. Juga sebagai jejak perjalanan, kenang perjumpaan di simpang waktu pertautan aku dan kamu. Bisa jadi akan kamu buka kembali begitu kamu datang lagi di warsa berbeda dengan orang yang berbeda. Semacam ziarah ingatan akan masa silam yang telah tenggelam di hari-hari tanggal kemarin.