Dari Rampasan Perang Jadi Modal Pertama Kedai Kopi di Eropa

Lukisan Perang Salib umat Islam dan Cristian

Blue Bottle Coffee House adalah kedai kopi pertama di Eropa. Dibuka di Wina Austria. Kedai ini milik Georg Franz Kolschitzky dari Polandia, berlokasi dekat katedral di Schlossergassl pada tahun 1685. Tiga tahun setelah ia berhasil mengamankan karung karung kopi dari rampasan perang peninggalan serdadu Turki Ottoman.

Kisah Kolschitzky menjadi dongeng panjang inspirasi bahwa modal pertama adalah pengetahuan. Tidak melulu harus punya kapital yang cukup untuk mendirikan kedai kopi. Kisahnya dimulai setelah kemenangan atas pasukan Ottoman di Austria, beberapa barang sisa dibakar. Diantaranya adalah karung-karung biji-bijian aneh berbau khas. Kolschitzky salah seorang prajurit yang sedang pulas tertidur, terbangun seketika saat hidungnya mengendus aroma yang sangat ia kenal;

kopi!.”Demi Maria yang suci, yang kalian bakar itu kopi! Kalau kalian tak tahu gunanya, berikan padaku.”


Sisa karung yang ia selamatkan kemudian ia bawa pulang dan menjadi modal awal membuka kedai pertama di Eropa, di Wina, Austria.

Lukisan Kolschitzky

Dua tahun di Istanbul membuatnya paham bagaimana mengolah biji-biji rampasan perang tersebut. Ia mengelabui atasannya dengan mengatakan bahwa karung karung itu tidak berharga. Kedai yang kalau dalam bahasa disebut rumah kopi gendul biru ini  adalah kedai kopi pertama di Eropa. Dibuka di Wina Austria. Kedai ini milik Georg Franz Kolschitzky dari Polandia, berlokasi dekat katedral di Schlossergassl pada tahun 1685. 

Mantan serdadu ini juga menjadi peletak tradisi menambahkan gula dan susu pada kopi lahir berkat ide liarnya agar orang orang senang menikmati kopi dan tidak hanya pahit melulu. Saat menyajikan secangkir kopi, Kolschitzky menggunakan pakaian Ottoman sebagai bagian pelayanannya sehingga kedainya cepat sekali populer.

Berselang 319 tahun dari kedai pertama di Wina, atau sekitar awal tahun 2000-an pada belahan benua berbeda seorang musisi lepas dan penggila kopi, James Freeman berangkat dari kekecewaan atas kopi yang tidak segar, membikin sebuah kedai dan rumah panggang dengan garansi menjual kopi kurang dari 48 jam dari pemanggangan. Kedai itu bernama Blue Bottle. Nama yang dicuplik dari ilham Georg Kolschitzky. Dalam sejarah gelombang kedai kopi, Blue Bottle menjadi salah satu kedai yang menjadi ikon gelombang ketiga. Kedai yang semula berada di Amerika Serikat kini tersebar di 40 lokasi termasuk di Asia.