Tidak Punya Kebun Kopi yang Luas, Jogja Punya Kopi Jos yang Khas

Kopi Jos disajikan bersama bara panas sehingga saat bertemu air dalam cangkir berbunyi jos. Dok. tasteatlas.com

Jogja terbuat dari rindu, pulang dan angkringan dengan kopi Jos-nya…

Joko Pinurbo menggambarkan Jogja lewat satu sajaknya tentang kota ini terbuat dari rindu, pulang dan angkringan. Tempat rindu selalu menggebu, kenangan untuk kembali pulang, dan ruang pertahanan dari lapar saat mengundang lantang. Tempat semua kalangan bisa melepas dahaga karena harganya yang terjangkau.

Sajak Joko Pinurbo yang terpasang di salah satu sudut Jogja. Dok Supriyanto sumber twitter.

Angkringan Jogja punya menu yang sangat khas salah satunya kopi Jos. Kopi Jos paling terkenal dan melekat sebagai trade mark angkringan ada di dekat tugu dengan nama angkringan lik man. Angkringan yang berdiri sejak 1968 ini sekarang sudah sampai generasi ketiga. Menurut kisahnya, kopi jos pertama kali hadir secara tidak sengaja pada tahun 80-an. Berasal dari pesanan kopi untuk masinis di angkringan khusus racikan kopi klotok, oleh Lik Man malah sekalian memasukkan bara arang agar cepat matang. Kopi Klotok sendiri adalah kopi yang cara pembuatannya direbus dengan tujuan mendapat pekat yang prima. Biasanya derajat sangrai kopi yang digunakan warnanya gelap.

Kobar generasi ketiga dari Angkringan Lik Man mengungkapkan sejarah kopi jos melalui kanal youtube Grand Father Story.

Kopi Jos Trade Mark Kopi Jogja. Inovasi Lik Man yang jadi kopi khas Jogja. Arang yang membara dimasukkan ke dalam kopi panas. Dok tasteatlas.com

“Dulu waktu akhir tahun 80-an ada masinis kereta api suruh bikin kopi klotok yang direbus pake kaleng. Terus sama bapak dikasih arang bara api supaya kopinya lebih matang dan sampai sekarang malah ketagihan. Di sini juga kopi joss yang pertama,”

Kopi Jos kini tersentral di selasar Malioboro, satu komplek dengan stasiun tugu Jogja. Dok. warta.jogja.go.id

Nama Kopi Jos kemudian lahir atas menu baru tersebut. Diambil dari suara yang keluar dari bara api yang memerah bertemu dengan kopi di dalam cangkir. Bunyi Joss desis bara bertemu air ini lantas melekat menjadi menu khas Jogja. Sebuah ketidaksengajaan yang segera menjadi populer di kalangan pekerja stasiun tugu. Lambat laun sajian kopi jos menjadi terkenal di khalayak banyak.

Doddy Samsura, Juara Kejuaraan Barista Indonesia tahun 2011 membawa Kopi Jos ke kancah Internasional. Dok. Heruls.blogspot.com 2012

Sebagai pelopor sajian kopi jos, menu ini menjelma menjadi ikon kopi khas Jogja yang seturut itu diduplikasi oleh banyak angkringan, warung-warung hingga masuk kedai kopi dan hotel memasukkan menu istimewa. Bahkan salah satu barista dari Jogja yang menang kejuaraan Barista Indonesia 2011, Doddy Samsura pernah membawa konsep kopi Jos di kancah kompetisi Internasional mewakili Indonesia. Sebuah inovasi gemilang di tengah Jogja yang tidak punya kebun kopi dengan produktivitas tinggi namun dikenang setara Kopi Sanger, Kopi Talua, Kopi Tahlil, Kopi Lelet sebagai satu warisan kebudayaan kuliner otentik.

Baca: Doddy Samsura Dijadwalkan Mengisi Workshop di Jogja Coffee Week #2 di Jogja Expo Center

Disisi lain, sebelum populer minuman berbahan baku charcoal powder yang kaya manfaat, Lik Man sudah mendahului lewat kopi Jos yang sama sama menambahkan arang dalam minuman. Beberapa sumber menyebutkan bahwa kandungan dalam arang dipercaya bisa menyerap racun dalam tubuh dan melancarkan peredaran darah.

Maka tidak salah kan kalau Dongeng Kopi pernah bikin Piala Lik Man sebagai bagian dari bangga akan inovasi pribumi penemu kopi jos?