Swalayan; Memesan, Membawa, Mengembalikan di Dongeng Kopi

Swalayan Dongeng Kopi

Format swalayan Dongeng Kopi sesungguhnya telah kami mulai semenjak era Kancil menjadi tokoh utama cerita Gorongan. Bersama nampan mini lengkap kudapan kopi, seruan panggilan mengusung pesanan menuju meja persinggahan jamak didapati para pelanggan. Tidak ada yang keberatan dengan metode ini, meski hanya berlaku sampai pukul 16:00.

Pada era Mbah Lokan, kami adopsi gaya serupa. Tidak lagi sepertiga hari, tapi seluruh lini kala kami buka dari pagi hingga dini pagi. Beranjak mengambil pesanan, kembali ke meja, ‘fafifufafifu’ selesai mengulungkan lagi gelas dan piring kosong ke depan.

Kebiasaan baik yang menyadari bahwa ruang bersama musti saling jaga. Setelah usai ngopi pasti ada yang datang menempati kembali.

Bersih terjaga, gembira terjaga, jumpa ceria, semua sukaria.