Sejak Abad 15 Tanah Borneo Sudah Mengenal Kopi, Kini Dibudidayakan Masif

Peta Kalimantan Sumber telegraph.id

Selama ini banyak anggapan di kalangan pecinta kopi, seluruh pulau di Indonesia bisa tumbuh kopi, kecuali Kalimantan. Lahannya yang dominan gambut banyak yang menyangsikan kopi akan tumbuh secara bagus disana. Sehingga sekalipun ada, barangkali jumlahnya tidak banyak begitu panen bila di banding kebun di luar pulau Borneo.

Dongeng Kopi Roastery juga pernah dapat kopi dari Kalimantan, buah tangan dari Arthur Pemilik Kedai Signatura sepulang dari Kalimantan Tengah berjenis kopi robusta. Perbedaannya bijinya lebih kecil, seperti kopi usia lama yang pohonnya tidak terawat kalau kita dapati di Jawa.

Ketika dipanggang, rasanya sangat unik, tidak seperti layaknya robusta, kopinya semburat manis dan asam melekat berbareng dengan rasa pekat kuat khas robusta.

Gelaran Jogja Coffee Week #2 yang di dalamnya ada kontes kopi nusantara, Kalimantan mengirim perwakilannya 3 sampel untuk dilombakan. Elka Lesmono, koordinator kontes dan lelang Kopi menjelaskan kopi Kalimantan yang dinilai oleh para juri kemarin bijinya sangat kecil seukuran biji bijian.

“Besar kemungkinan merupakan kopi yang tumbuh di hutan”,

terang pemilik Modja Coffee & Roastery ini lebih lanjut. Kopi kopi yang masuk tersebut berasal dari kelompok tadi Desa Beringin Rayo, dan Desa Penjalaan Kalimantan Barat.

Catatan perjumpaan kopi dengan Kalimantan dapat dilacak dari De Kronik Van Kutai (1935) melalui satu penggal bait buku tersebut sekaligus sebagai penjelas bahwa sang raja Kutai Kartanegara adalah orang pertama Kalimantan yang mencicip kopi saat anjangsana ke Majapahit di Jawa pada abad 15.

Kerajaan Kutai Kertanegara di Kalimantan catatan berhasil dilacak perjumpaan pertama dengan kopi di persamuhan Majapahit. Dok. Kaltim Kece

“Kahwa dan téh, serta dengan djoeadahnja berdjenis-djenis roepanja dan tjita rasanja jang seperti dodol dan noman dan madoe moengsoe dan serikaja dan lelapon sitoekoepan,”

Budidaya kopi di Kalimantan kini sudah mulai masif dilakukan. Sumber data BPS tahun 2020, lahan kopi Kalimantan Timur saja sudah mencapai 2.529 hektar yang tersebar di 5 wilayah.

Soal rasa kopi yang dihasilkan, kekhasan kopi dari Kalimantan berbeda dari kopi kopi yang lain. Dilansir dari kaltimkece.id, Muhammad Syahril Rasyid, pemilik Rumah Koffie, kedai kopi rumahan di Jalan Pinang Dalam, Sangatta Utara, mengungkapkan bahwa kopi dari tanah borneo punya rasa unik yang seperti kacang mete.

“Orang ‘kan tahunya kopi itu asam atau pahit. Nah, kopi-kopi lokal ini unik. Jika kopi dari luar Kaltim biasanya punya sensasi rasa buah cherry sampai wine, robusta di sini punya sensasi seperti ada rasa kacang mete,”

Syam Indra Pratama di Kedai Prabayaksa, Kedai yang hanya menjual kopi hasil bumi Borneo. Sumber: Dok. jejakrekam.com

Syam Indra Pratama, Penulis Buku Biji Biji Kopi Bercerita di Bumi Borneo, di dalam bukunya menggenapkan sejarah kopi di Kalimantan bukan hadir kemarin sore. Dikutip dari jejakrekam.com, Bukunya mengungkap fakta sejarah kopi pertama kali untuk temuan kopi kalimantan Selatan ada di di daerah Pengaron, Maluka Baulin (Kurau) dan Hulu Sungai, Barabai dan Tapin.

Besarnya potensi kopi mendorong pemerintah beberapa wilayah di Kalimantan untuk budidaya kopi dengan memanfaatkan lahan gambut, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Kamis kemarin 18 Agustus 2022 memulai panen perdana kopi liberika yang ditanam di Gang Flora, Kelurahan Batu Layang, pada lahan seluas 2 hektar. Bibit kopi yang di datangkan dari sumatera utara ini rupanya cocok tumbuh dan berbuah dengan baik. Dikutip dari antara news, lulusan Teknik Arsitektur UNS tahun 1990 ini mengungkapkan:

Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono melakukan panen raya kopi liberika di atas lahan gambut seluas 2 hektar. Sumber Dok. Antara News

“Kalau kita perhatikan hampir semua pohon ini berbunga dan berbuah, artinya lahan di sini cocok untuk kopi jenis Liberika dan mungkin juga Robusta,” 

Sudah pernah coba kopi aseli Kalimantan?