Lepas dari Pingit, Bibit Dongeng Kopi Tumbuh Bertajuk Besar

Kalau tidak salah antara selang waktu 2013 sampai pertengahan 2014, di bilangan Kyai Mojo ada sebuah kedai bernama Home Coffee Jogja. Kedai kecil diantara deret ruko berturut-turut Bank BRI unit Pingit, Toko aneka perkakas tukang & teknisi, serta rumah spa dengan sajian lagu kitaro sepanjang buka.

Arsip: Dongeng Kopi

Berada di pinggir jalur cepat jadi salah satu faktor bikin penjualan lambat, sebab tidak sadar ada kedai kopi saat orang-orang laju menuju Tugu, ataupun ke barat ke arah Godean. Akhirnya harus tutup pada sekitar bulan delapan.ㅤㅤㅤSetelah dua tahun berbagi cerita melalui daring, banyak usulan untuk kami membuka tempat kopi darat. Merubah dari maya ke nyata, jadi ruang temu di sudut Jogja hadir mendampingi burjo, angkringan, Semesta, Blandongan, Mato, kali code dan keiko yang lebih dulu ada sebagai pilihan bercengkrama bersama.

Setelah melalui rangkaian tawar menawar, kami mengambil alih kendali Pingit dengan merenovasi sana sini, menambah perkakas, memugar bagian bar serta dapur meneruskan operasi kedai dengan jenama Dongeng Kopi Jogja.ㅤㅤㅤㅤPenuh keterbatasan kami memulai. Instalasi interior kedai ya cuman dengan jawilan. Ada andi setya, rezamart juga memanfaatkan bahan sisa dari dekorasi wisuda amikomjogja project homeland_creative via gabus ucapan selamat yang kami rangkai jadi papan penanda dengan tulisan DKJ, singkatan dari Dongeng Kopi Jogja, serta tagline sebermulanya adalah kopi dengan ukuran huruf tidak kompak penjelas bahwa hanya pakai bekas.

arsip: Dongeng Kopi

Tidak lama kami buka, beberapa kali kami musti bersitegang dengan tetangga sebelah. Rumah Spa menuduh kami sebagai biang keladi turunnya omset lantaran pelanggannya tak bisa singgah sebab parkiran terus saja kami sesaki. Rumah Pijat berplang Jari Jari Emas itu memang sebelumnya selalu padat pengunjung. Akhirnya kami harus bersiasat agar sama-sama bisa ketemu jalan keluar. Jalan tengahnya adalah kami buka mulai sore, sehingga terapis jari jari emas bisa memaksimalkan dodolan di pagi siang hingga jelang petang.

arsip: Dongeng Kopi

Tapi lagi-lagi masih saja ada gerutu soal ini dan itu yang ada saja jadi masalah. Parkiran padat dan kapasitas yang sarat akan muatan tidak cukup menampung memaksa kami harus hijrah, pindah.