Konon biar kualitas kopi tetap terjaga kopi yang gak kaleng-kaleng, kemasannya pilih pakai kaleng. Beberapa kawan-kawan rumah sangrai ada yang memakai kaleng sebagai bungkus kopi yang dijual kepada konsumen. Desainnya juga macam-macam yag unik dan berbeda dengan rumah sangrai kebanyakan yang biasanya menggunakan kemasan berkatup guna mengalirkan gas yang masih muncul sisa resting kopi.
Ide mengemas kopi dengan kaleng sesungguhnya sudah cukup lama sekali dilakukan pada abad 18. sebagai Pionir ada nama Hill Bros yang sempat tercatat sebagai perusahaan kopi dengan kemasan kaleng.
Hill Bros adalah pabrikan yang tercatat pertama merilis kopi dalam kaleng. Sekitar 122 tahun silam. Perusahaan ini lahir dimulai dari Earnest Hills & Reuben Wilmarth Hills yang mendirikan perusahaan di San Francisco pada tahun 1878, disusul toko eceran pada tahun 1882 dengan produk kopi dan penggilingan rempah. Lantas melakukan inovasi pada tahun 1900 dengan menjual produk kopi dengan kemasan kaleng pertama.
Sayangnya pada tahun 1984, wadah logam yang klasik tersebut diganti dengan stoples kaca. Sayangnya, sejarah Hill Bros berhenti pada tahun 1985 saat raksasa kopi Nestle membeli perusahaan tersebut. Sementara kantor pusat San Francisco ditutup pada tahun1997 dijual ke Sara Lee, dan dibeli Massimo Zanneti perusahaan kopi Italia yang berbasis di Bologna. Dilansir dari situs hillbros.com produk kemasan kaleng kini hanya tersisa untuk kemasan dalam bentuk bubuk. Sementara untuk kopi dalam biji masih dalam kemasan berkatup seperti kebanyakan kemasan rumah panggang kopi pada umumnya. Kalau di salah satu situs belanja harganya cukup lumayan untuk 8, 6 kilogramnya dijual Rp. 1.207.000.