Kopi Joas, Tradisi Ngopi Masyarakat Ambon

Budaya minum kopi sudah mengakar begitu kuat di banyak daerah di Indonesia, tidak terkecuali masyarakat di kota Ambon. Warung kopi dapat ditemui hampir di setiap sudut kota.

Pamor cita rasa seduhan kopi khas Ambon, Maluku, melekat dengan racikan tangan Joas Layan (56). Selama lebih dari separuh usianya, ia bergumul dengan kopi sekaligus menyaksikan pahit-manis perjalanan kota itu. pribadinya bersama rumah kopi dan kota ini seakan menyatu dalam satu tarikan garis lurus. Kedai kopi pertama miliki Joas Layan yang kini populer disebut rumah Kopi Joas kerap menjadi tujuan para pelancong yang mengunjugi Kota Ambon.

Dari banyak nama, Kopi Joas merupakan warung kopi yang paling ramai dikunjungi. Mulai dari pagi hingga sore, warung kopi tradisional ini dipenuhi oleh para penikmat kopi yang rata-rata adalah pria. Sambil menikmati jajanan tradisional khas Maluku, para pengunjung menikmati kopi panas sembari berbincang dengan teman-teman.

Joas, begitu ia disapa oelh para pelanggan setianya, besar di sebuah desa kecil di Maluku Tenggara sebelum ia pindah ke Ambon di tahun 1972. Ia bekerja di sebuah warung kopi di tahun 1983, sebelum akhirnya ia membuka warung kopinya sendiri 12 tahun yang lalu.

Saat ini, Joas memiliki tiga cabang yang tersebar di kota Ambon dan mempekerjakan lebih dari 50 orang karyawan. Setiap harinya ia mengolah 300 sampai 400 kilogram biji kopi. Joas menyebutkan bahwa ia hanya menggunakan kualitas biji kopi terbaik untuk para pelanggannya. Rahasia di balik nikmatnya kopi di tempatnya adalah hasil racikan biji kopi Arabika dan Robusta berkualitas tinggi.

Tidak seperti masyarakat Indonesia pada umumnya yang cenderung lebih suka menikmati kopi hitam, penikmat kopi di Ambon menyukai kopinya dicampur dengan susu. Kopi susu Ambon memiliki cita rasa yang sangat khas, hasil dari pencampuran susu manis kental dan kopi berkualitas tinggi.

Proses racikannya utnuk satu porsi kopi yang disajikan di cangkir setinggi 15 sentimeter, Kopi Joas menggunakan satu sendok bubuk kopi yang disiram air panas. Sepertiga bagian cangkir itu sebelumnya sudah dipenuhi susu manis. Pemanis untuk kopi hanya dari susu, tanpa gula. Bubuk kopi yang digunakan dimasak dalam air mendidih selama beberapa saat. Kopi ini dimasak di satu panci setinggi hampir satu meter. Jika ada yang memesan, para barista tinggal mengambil larutan kopi yang sudah dimasak dari sini.

Dibandingkan tempat-tempat kopi di Jakarta yang sangat modern, Kopi Joas sangatlah berbeda. Warung kopi terkesan begitu sederhana. Dari luar, Kopi Joas hanya terlihat seperti rumah biasa, kecuali banyaknya motor yang diparkir di depannya. Tidak ada alat pendingin udara seperti layaknya tempat-tempat kopi di Jakarta. Pintu dan jendela dibiarkan terbuka lebar sehingga udara segar bisa masuk. Kopi Joas memiliki ruangan yang cukup luas, dipenuhi oleh meja marbel, kursi kayu dan pot tanaman. Di dalam suasananya sangat hangat dan bersahaja. Begitu masuk, pelanggan akan disapa oelh keramahan para pelayan. Mungkin justru hal itu yang membuat Kopi Joas spesial. Joas mengatakan bahwa warung kopinya selalu digunakan sebagai tempat untuk bercengkrama.

Tidak banyak yang tahu, budaya berkumpul dan minum kopi di kalangan masyarakat Ambon sebenarnya baru populer selepas 2000-an. Sebelumnya hanya sedikit kalangan yang berkumpul dan ngopi di rumah kopi. Menilik sejarah, setelah kerusuhan di kota Ambon banyak aktifis yang bertemu untuk berdiskusi di rumah kopi. Rumah kopi juga menjadi ajang mempertemukan pihak-pihak yang bertikai. Mereka kemudian saling berbicara dan mencari solusi, dan mendamaikan banyak kalangan. Kini, tidak hanya para aktifis, perempuan, dan para orang tua juga kerap datang sambil membawa anak-anak mereka. Padahal dulu rumah kopi identik dengan pelanggan pria dewasa dan orang tua.

Selain kopi susu, Rumah Kopi Joas juga menyediakan kopi hitam, kopi, dan teh ginseng, serta STMJ alias susu telor madu jahe. Tetapi kopi susu adalah menu andalan. Harga mulai dari 8.000 rupiah per cangkir, kamu sudah bisa menyecap nikmatnya kopi khas Ambon. Rumah Kopi Joas sudah menjadi semacam ikon kota Ambon, banyak juga acara penting diadakan di tempat tersebut. Jangan lupa mampir ya, menikmati tradisi ngopi khas Ambon dan merekonsiliasi sejarah kota Ambon. Selamat ngopi..

(vro)