Fungsi Sosial dalam Tradisi Ngopi Masyarakat Manggar

Di Belitung, kawasan ini terkenal sebagai tempat berkumpulnya para penikmat kopi. Masyakarat Manggar memang sudah sejak lama memiliki tradisi minum kopi yang kuat. Kota tersebut menyuguhkan 1001 warung kopi (warkop) di sepanjang jalan utamanya. Masyarakat akan berkumpul di warung-warung kopi sambil menikmati secangkir kopi.

Saat berkunjung ke Manggar, sudah menjadi peamndangan yang biasa jika warung-warung dijejali orang yang menikmati kopi. Sambil menikmati kopi, orang-orang tersebut terlihat asyik mengobrol. Apa pula sebagian dari mereka yang asyik bermain catur. Sesekali gelak tawa terdengar dari warung. Tidak jarang keadaan ini berlangsung hingga larut malam.

2304164img-2049780x390Cobalah merasakan sensasi yang berbeda ketika menyeruput kopi di warkop-warkop ini, karena menyeruput kopi di sini memiliki fungsi sosial yang sangat tinggi. Dalam satu hari, masyarakat Belitung yang dahulu mayoritas penambang timah, bisa menghabiskan empat hingga tujuh kopi dalam sehari. Meminum kopi dilaksanakan sebelum kerja, saat istirahat, saat pulang kerja, hingga mengisi waktu kosong. Minum kopi di warung kopi bisa menjadi perantara informasi masyarakat, saling mengenal antar orang dari ngopi.

Menilik sejarah budaya minum kopi telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Mereka membawa kopi dari Lampung dan kerap bercengkrama sembari meminum kopi. Kebiasaan tersebut dilanjutkan warga Tionghoa di Belitung yang mayoritas menjadi penambang timah. Mereka memiliki kebiasaan ngopi sebelum, saat, dan sesudah bekerja. Mereka pula menyebarkan informasi perkerjaan dan jika membutuhkan bantuan lewat obrolan-obrolan di warung kopi.img_20141001_160912

Salah satu warkop yang tersohor dan selalu ramai iala Warkop Milenium. Warung kopi yang mulai buka pukul 08.00 pagi hingga 02.00 dini hari ini dapat menjual 500 cangkir dalam satu hari. Namun, di akhir pekan atau hari libur dapat bertambah dua hingga tiga kali lipat.

Tidak ada yang istimewa dari kopi di warkop tersebut dibandingkan dengan warkop lainnya. Biji kopi diproses dengan digoreng sebentar, kemudian digiling untuk mendapatkan bubuk kopi. Lalu, bubuk kopi tersebut direbus dalam panci besar yang berisi air, dan ketika akan disajikan tinggal menuang di atas saringan kain, sehingga kopi tidak akan meninggalkan ampas. Sampai saat ini, biji kopi masih berasal dari Lampung. Diolah oleh pengusaha kopi Belitung, baru disajikan di tiap-tiap warung kopi.

Warkop yang eksis sejak tahun 1998 ini membrandol harga secangkir kopi hanya Rp. 6.000 untuk kopi hitam polos dan Rp. 7.000 untuk kopi susu hingga Rp. 15.000 untuk minuman jus.

hal-asyik-belitung-5902Sejak pabrik timah sudah bangkrut, para pemilik warung kopi di Manggar merasa diuntungkan dengan wisatawan-wisatawan yang berdatangan ke Belitung. Selain itu meski kini masyarakat merubah mata pencaharian, tradisi minum kopi tetap ada di keseharian mereka sebagai nelayan.

Buat kamu, para pecinta kopi yang kebetulan berkunjung ke kawasan Manggar, Belitung, jangan lewatkan menikmati secangkir kopi di warung-warung yang ada di daerah ini. Tidak hanya untuk mengecap nikmatnya secangkir kopi yang disajikan, duduk di warung sambil mengobrol dengan masyarakat sekitar bisa menjadi pengalaman berharga saat berkunjung ke Belitung. Selamat ngopi..

(vro)