Bersatulah Para Pelanggan Kedai, Kalau Tidak Ingin Secangkir Kopimu Ganti Harga, Serukan Batalkan Kenaikan Harga BBM!

Kenaikan harga BBM akan juga memicu kenaikan harga secangkir kopi di kedai. Dok. dongengkopi.id
Antrean mengular menunggu mengisi kendaraan untuk bahan bakar yang naik 3 September 2022. Dok. Media Mahasiswa Indonesia

Pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Sabtu, 3 September 2022, tepat pada pukul 14.30 WIB. Jokowi mengumumkan langsung berikut harga kenaikan Pertalite, Solar, hingga Pertamax dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, Harga Solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter dan Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Kenaikan ini tentu akan menjadi efek spiral bagi harga-harga lain mengingat kebutuhan transportasi, berjalannya roda mesin industri membutuhkan bahan bakar sebagai penggerak. Termasuk listrik juga sebagian besar masih memiliki 6.143 pembangkit dengan bahan bakar yang tentu akan berdampak pada kenaikan tarif dasar listrik.

Kenaikan BBM akan memicu kenaikan harga harga lain termasuk kenaikan harga Sembako. Dok.Rumah BUMN

Abas, Pedagang Sembako di Sleman ditemui dongengkopi.id mengungkapkan bahwa dampak kenaikan BBM sangat signifikan baginya disaat ekonomi belum begitu pulih akibat covid 19.

“Kenaikan harga BBM memberikan sumbangan kenaikan biaya operasional terhadap usaha saya di bidang kebutuhan pokok. Semula harga telur gula minyak yang sudah mulai menunjukkan angka penurunan di tingkat pedagang besar tetapi saat ini ketika BBM mengalami kenaikan pedagang besar otomatis menaikkan harga jual ke saya sebagai pedagang grosiran dan lanjut lagi ke pedagang ecer lalu konsumen.”

Kenaikan ini berdampak pada penurunan daya beli sehingga pendapatan Abas cenderung menurun. Rifqi Sahasnarala, warga Karanglo, Kalasan menanggapi kenaikan BBM dengan sangat reflektif.

“Yang saya rasakan, ini habis puasa, disuruh puasa lagi”

Baginya kebutuhan pasti akan turut merangkak naik, sementara jobnya sempat berhenti 2 tahun karena pandemi sudah mulai ramai mengalir orderan lagi rupanya dipukul dengan kenaikan BBM. Terang fotografer spesialis event ini.
Yuliono, dari Warkop Singsot Komedi merasa bahwa dampak kenaikan BBM bisa menurunkan daya beli karena mau tidak mau mesti menaikkan harga menu yang sudah terpajang sebelumnya. Bagi Yuliono subsidi itu harus tepat sasaran kalau misal ada kenaikan.

“Kalau bensin naik hanya untuk akal-akalan atau main-mainan rakyat diberi 600 (ribu) untuk sebulan jadi hidup kita berat, bayar listrik berat, bayar air berat, sembako menjadi mahal, gara gara bensin dan ya itu tidak masuk akal”


Kunjungan kedai kopi terancam kembali sepi begitu mengganti harga untu menu terpampang. Pemerintah sepertinya abai pada situasi ini. Dok.Dongeng Kopi

Senada dengan Yuliono, Renggo Darsono Juru Cerita Dongeng Kopi menandaskan bahwa kenaikan BBM ibarat pukulan ketiga setelah dua pukulan di dua gelombang pandemi dua tahun kemarin.

“Dua tahun kemarin kami tidak ada kunjungan karena tidak ada orang, mahasiswa mudik, pelancong melompong, kini kena pukul kenaikan BBM yang tentunya akan bikin kembali limbung. Mudah-mudahan tetap kuat saja. Mohon doanya”


Aldi, Pemilik Biggor Rent ditemui di Sasaki Dokori dengan tegas mengatakan bahwa kenaikan BBM langsung disesuaikan dengan jasa rental berbagai unitnya.

“Rata-rata naik 50-100 (ribu) Mas. Edan po (gila apa) tidak naik, ha mung mengkis-mengkis (ya hanya sesak di dada), dipikir dinas sosial po?”


Bagi kedai kopi, memang situasi ini sangat sulit. Setelah dua tahun terkena pembatasan operasional yang praktis menurunkan pendapatan, kenaikan harga dasar kopi di sektor hulu karena banyak yang gagal panen, kenaikan BBM ini tentu menjadi dilema bagi pelaku usaha ini. Sebab mau tidak mau tetap harus mengganti harga di papan menu.

Wisnu Birowo, koordinator Komunitas Kopi Nusantara, paguyuban yang mewadahi para pelaku kopi dari hulu sampai ke hilir lintas profesi mengungkapkan bahwa yang paling utama menjaga daya beli terkait perubahan harga BBM.

“BBM mau naik berapapun yang penting rakyat masih kuat beli, repotnya kalau sudah tidak kuat beli lagi berarti Perekonomian tidak tumbuh”

“Intinya biar semua mahal, itu tidak penting. Paling penting, kita semua masih bisa membeli. Yang menjadi persoalan adalah ketika kita tidak punya uang untuk membeli. Itu baru repot.”

Yudhi Prasetyo, Owner Koke Kopi Kreatif berbagi siasat menyikapi kenaikan bahan bakar yang mencapai 30%. Baginya ini momentum untuk semakin inovatif diantaranya memanfaatkan limbah kopi dengan ampas kopi dan fokus pada produk yang penjualannya laku keras saja.

“Kami tidak akan menaikan harga dan tidak akan menurunkan kualitas. Kami hanya berfokus di 6-8 produk dari 16 produk yang kami miliki. Menghadirkan unit usaha baru untuk menopang perputaran. Untuk koke sendiri kita juga pengembangan diluar bahan baku utama dengan eksplorasi kain goni”

Alumnus Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta ini juga memberikan saran agar jangan terburu-buru mengambil hutang yang tidak produktif.

“Kalau income tidak naik, berarti harus ada instrumen yang ditekan demi menstabilkan kapal biar tidak oleng”

Terpisah, Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis UNS Solo, Danur Condro Guritno melalui pesan singkat mengungkapkan bahwa kenaikan harga BBM, dengan dalih subsidi tepat sasaran adalah jargon klasik pemerintah. Menaikkan harga BBM pada kondisi pasca COVID belum pulih sepenuhnya sangat memukul masyarakat kecil yang sangat sensitif terhadap perubahan harga

Bener nanging ora pener (benar akan tetapi tidak tepat). Ibarat mengobati luka goresan pada kaki cukup diobati saja bagian yang sakit, jangan diamputasi, artinya daripada menaikkan, saat ini lebih pas jika melakukan pembatasan konsumsi dengan ketat terlebih dahulu, tentunya disertai punishment, misalkan mobil/motor mewah, atau kapasitas mesin besar, atau mobil tahun terbaru dan semacamnya wajib dilarang menggunakan BBM subsidi, hal itu tentunya dibutuhkan kerjasama dan ketegasan dengan penyedia BBM/SPBU, sehingga subsidi benar-benar tepat sasaran, bisa juga melalui pembatasan konsumsi liter/day melalui aplikasi dan kalaupun terpaksa harus naik setidaknya menunggu kondisi ekonomi masyarakat benar-benar sudah pulih.”

Nah, bila para penikmat kedai kopi di berbagai penjuru, jika kamu tidak ingin menu-menu di kedai langgananmu ganti harga, mari bersama serukan #BatalkanKenaikanHargaBBM.