2 Varietas Kopi Unggulan Belitung Timur

BANGKAPOS.COM

penasaran? Simak ulasan berikut ini

Belitung Timur dikenal lama sebagai salah satu daerah penghasil lada terbesar di dunia. Sebanyak 40% kebutuhan lada dunia bergantung dengan Belitung Timur. Muntok White Pepper atau biasa disingkat MWP yang sudah terkenal seantero dunia berhasil didaftarkan berdasarkan indikasi geografi pada 2019 lalu sebagai komoditas asli Belitung Timur.

Selain terkenal dengan lada putihnya, teryata ada lagi komoditas pertanian lain yang tak kalah menarik untuk dijadikan sebagai unggulan. Belitung Timur memiliki 2 komoditas kopi unggulan yaitu Kopi Baguk dan Kopi Gading.

Keduanya sudah bersertifikat Sumber Daya Genetik dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, Kementrian Pertanian RI. Meskipun sudah memiliki sertifikat resmi, namun teryata 2 varian kopi ini masih belum mampu menyusul komoditas utama Belitung Timur yaitu lada putih.

“kedua jenis kopi khas Belitung Timur ini harus tercantum dalam salah satu speciality coffee yang sekarang hanya ada 16 macam. Dengan harapan nantinya bisa masuk ke urutan-17 salah satunya. Sehingga akan lebih mudah dikenal luas”

Hasbullah, Kepala UPT Balai Pertanian dan Pangan, Belitung Timur

Sementara itu, pemerintah daerah untuk tahun ini masih mengupayakan pengurusan indikasi geografis untuk komoditas madu. Sedangkan komoditas kopi akan dilakukan pengurusannya di tahun depan (2024). Hal ini dengan tujuan mendapat pengakuan dari Kementrian Hukum dan HAM, dan juga Sumber Daya Genetik dari Kementrian Pertanian.

Baca Juga:

Tak Cuma itu saja, pengurusan penentuan speciality coffee melalui Lembaga independen seperti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) di Jember dengan mengirimkan sampel kopi Belitung Timur.

“Syarat utama dalam mendapatkan indikasi geografis kopi Belitung Timur adalah dengan penulisan buku. Hal ini bersifat wajib karena melibatkan peran serta masyarakat sebagai petani. Penentuan nama Kopi Baguk juga sudah dari Kementrian Pertanian”

Hasbullah

Kopi Baguk sendiri masih memiliki persebaran yang terbatas karena hanya ada beberapa pohon saja. Sedangkan wilayahnya yang terindikasi paling tua berada di wilayah Damar.

“Diameter batang pohonnya sekitar 25-26 cm, dengan usia rata-rata 80 tahun”

Hasbullah

Kopi di Belitung Timur kurang diminati sebagai tanaman pertanian utama. Karena selama ini masyarakat lebih mengutamakan karet, lada dan juga sawit.

Selain itu juga, Hasbullah mengatakan bahwa hilangnya sejarah kopi di Belitung karena tidak adanya pencatatan dan pendokumentasian yang baik. Hal itu pun merupakan salah satu kendala yang dihadapi selama proses pengurusan Kopi Baguk dan Kopi Gading.