Soda Bianglala, Dari Fiksi ke Karbonasi

Soda bianglala

Tiga ribu tahun lalu, sejatinya sudah menjadi cikal bakal soda bianglala. Minuman yang secara nama diadaptasi dari cukilan kisah misteri soliteir besutan Joestin Garder.

Sementara secara fisik minuman, dongeng kopi mengadaptasi dari minuman yang produksinya menggunakan teh wong. Biang jamur teh yang membuatnya berkarbonasi. Nama populernya adalah kombucha.

Hanya saja jika tandang ke dongeng kopi, warnanya bisa berubah rubah tergantung musim buah apa untuk memeram tambahan dari teh yang telah dibudidayakan sehingga serupa bianglala. Kaya warna bisa warna apa saja.

Nama kombucha sesungguhnya merujuk pada dua nama. Kombu adalah nama seorang tabib, sementara cha berarti teh.
Tabib aseli korea ini berjasa atas kesembuhan Kaisar Inkyo pada tahun 414 Masehi yang menderita sembelit selama bertahun-tahun.

Khasiat kombucha tidak hanya soal masalah percernaan. Konon dari asal minuman ini di Siberia Selatan, masyarakatnya berusia panjang, bebas kanker karena rutin mengonsumsinya.

Kombucha siberia
Kombucha Siberia

Persebaran kombucha awalnya dimulai dari asia yang kemudian tersebar lewat jalur sutra sampai Eropa. Nama aliasnya sangat banyak. Dikutip dari wikikombucha, disebut juga dengan manchurian tea mushroom, fungus japonicum, olinka, kargasok tea, tea kuas, heldenpise, olga tea, atau mogu tea. Sedangkan di Indonesia, khususnya di jawa orang biasa menyebutnya dengan jamur dipo atau jamur super.

Kalau di Dongeng Kopi nama lainnya adalah Soda Bianglala.