Sejak 2019, Dongeng Kopi Hadir di Dekat UII

Jogja utara sebelumnya tidak banyak kedai kopi untuk pilihan menghabiskan waktu. Kebanyakan terkonsentrasi di bilangan Seturan, Babarsari, Gejayan dan Sekitarnya. Namun seiring dengan booming kedai kopi yang seperti cendawan di musim penghujan, Jogja utara kini ramai dengan pilihan menikmati kopi. Dari sekian kedai yang ada di Jogja bagian utara, kedai yang cukup kawakan ada Dongeng Kopi yang berada di dekat kampus pusat UII di jalan kaliurang KM 14.

Kedai yang telah berusia dua belas tahun di Oktober 2024 ini, tidak banyak berubah sejak pertama kali hadir di Pingit dulu. Sekilo dari tugu pal putih. Enam bulan beroperasi di Jalan Kyai Mojo, samping BRI Pingit, tempatnya sudah sarat muat sehingga memaksa pindah ke tempat yang lebih lapang hingga kemudian menempati tempat yang kedua di bilangan Gorongan. Belakang Kampus Pusat UPN Veteran di Condong Catur. Bertahan hingga empat tahun, akhirnya Dongeng Kopi sekarang menetap di utara Jogja. Pada Kaki Merapi, dekat sekali dari kampus UII yang ada di Jalan Kaliurang. Sekitar 2,3 kilometer saja. Kopi buku dan komunitas masih menjadi satu konsep yang begitu melekat bersama Dongeng Kopi. Di kedai yang berada di Desa Umbulmartani, terdapat Taman Baca, Toko Buku Alimin. Perpustakaan yang punya koleksi sekitar 3000- an judul buku yang terdiri dari berbagai jenis.

“Koleksi ini sebagian adalah koleksi pribadi sejak saya kuliah. Dulu mengasong buku di kampus, kalau dapat untung beliin buku lagi.”

Ujar Renggo Darsono, Juru Cerita Dongeng Kopi menjelaskan. “Sebagian lagi sumbangan dari kawan-kawan pelanggan, sebagian lagi sumbangan dari penerbit, lembaga-lembaga non profit, kampus untuk pelengkap bacaan” lanjutnya.

“Kebanyakan sumbangan dari pelanggan itu, kalau pada sudah kelar studi, bukunya daripada dibawa pulang, langsung dihibahkan ke Dongeng Kopi” terangnya soal asal muasal banyaknya koleksi Dongeng Kopi yang dinamai TB. Alimin.

Dahulunya, di TB Alimin, ada deretan koleksi yang dijual. Berbagai tema sastra, sosial humaniora, tetapi termasuk buku-buku anak. Namun semenjak 2022 seiring jumlah koleksi yang terus memadati rak berukuran 5×5 meter melingkar berderet dari bawah ke atas, TB yang juga sebagai singkatan toko bukunya tidak lagi beroperasi.

“Sebagian besar kalau akhir pekan kunjungan kami itu didominasi oleh keluarga. Ibu, Bapak dan anak. Rata-rata pasangan usia muda. Jadi Ibunya dan Bapaknya menikmati cappucino, anak-anaknya memesan susu kocok. Bapak Ibunya baca, anaknya juga baca.”

“Makanya kemudian kami bikin Rak Bintang Kecil. Pojok Koleksi baca untuk anak-anak. Lagi-lagi sebagian buah dari sumbangan para pelanggan”

“Kami memang sedang berupaya untuk mewujudkan sebagai kedai yang ramah anak” sambung bapak dua anak ini.

Makanya, di Dongeng Kopi untuk merokok tidak bisa sembarangan. Ada ruangan khusus memang yaitu di lorong melamun, bagian beranda, serta dan sayap kanan yang memanjang sepanjang aliran ledeng dari utara sampai ke selatan.

Halamannya yang lapang juga sangat cocok untuk anak-anak berlarian. Apalagi kini, sudah ada lapangan basket di depan pendopo. Sungguh sangat pas sekali bila ingin menghabiskan waktu di Dongeng Kopi. Nah, ayo kapan kemari?