Suntikan Kopi ala AeroPress

Di Indonesia, kepopuleran minuman kopi bersanding dengan teh. Sebagian besar penduduknya menikmati minuman kopi melalui seduhan instan, tetapi tidak sedikit juga yang menikmati minuman kopi melalui seduhan yang ‘serius’ oleh barista di kafe.

Terdapat dua teknik untuk menyeduh kopi yang digunakan barista, yaitu manual dan berbasis espresso. Teknik manual dilakukan menggunakan berbagai jenis alat dan metode, salah satunya ialah menggunakan AeroPress, satu alat untuk menyeduh kopi secara manual yang diciptakan oleh Aerobie, Inc pada tahun 2005.

screenshot2014-03-03at9-42-21amcopy1Alan Adler, orang yang berjasa menciptakan AeroPress. Didasari kecintaannya pada kopi, Chemex menjadi alat seduh favorit Alan. Metode seduh Chemex yang menggunakan suhu 80 derajat Celcius menghasilkan kopi dengan cita rasa manis yang lebih kentara daripada dengan suhu tinggi. Satu-satunya kelemahan Chemex menurut Alan adalah waktu brewing yang terlalu lama. Alan harus sabar menunggu tetes demi tetes kopi sampai Chemex akhirnya penuh. Alan mencoba menekan gundukan kopi di filter Chemex memakai sendok agar kopi menetes lebih cepat. Tetapi efeknya tidak seberapa. Saat itulah Alan menyadari yang dia butuhkan adalah tabung tertutup yang dapat diberi tekanan.

Jiwa engineer Alan mulai tergelitik. Di tahap awal desain, Alan bereksperimen dengan badan seruling dan tabung pompa sepeda sebagai alat penambah tekanan. Butuh waktu setahun baginya untuk menyempurnakan desain AeroPress menjadi seperti tabung suntikan raksasa seperti yang sudah kita kenal. Alan mengklaim AeroPress dapat menghasilkan kopi sekuat espresso, dengan acidity lebih menonjol dari pour over, dan yang pasti waktu seduh yang lebih singkat.

Dunia perkopian sangat menyambut gembira penemuan baru ini. Sampai-sampai sejak tahun 2008, hanya 3 tahun sejak AeroPress dipasarkan secara global, sudah diadakan ajang World AeroPress Championship yang diikuti peserta daro seluruh dunia. Belum lagi lomba AeroPress lokal yang diadakan di banyak negara.

Kompetisi tahuna3027638-poster-adlerprototypesn ini dimaksudkan mencari kombinasi paling pas dalam penggunaan AeroPress memang belum mempunyai ‘panduan baku’ penggunaan. Alan sendiri mengakui bahwa desain AeroPress sengaja diperuntukkan bagi siapa saja yang suka mengeksplor dunia penyeduhan kopi.

Bagi Indonesia, tahun ini merupakan kali pertama ajang bertajuk Indonesia AeroPress Championship diadakan. Kompetii yang merupakan bagian dari World AeroPress Championship 2016 ini diselenggarakan oleh ABCD School of Coffee di Clique Kitchen & Bar pada 13-14 Mei 2016.

Satu hal yang paling menonjol bila dibandingkan dengan teknik menyeduh kopi seperti french press atau pour over adalah temperatur air. AeroPress sangat menyarankan untuk menggunakan suhu 80 derajat celsius dengan alasan agar ekstraksi kopi lebih smooth dan clean. Alasan lainnya, suhu yang lebih rendah dan waktu brewing yang lebih singkat akan mengurangi tingkat keasaman dari kopi.

AeroPress memiliki dua bagian penting yakni tabung yang terdiri dari vhamber dan plunger. Chamber adalah tempat untuk melakukan brewing di mana pada bagian dasarnya terdapat filter yang akan menyaring ampas kopi. Tabung yang satu lagi dinamai plinger karena berfungsi untuk menekan filter. Selain itu, AeroPress menyertakan stirrer, 350pcs filter kertas beserta tempatnya, sendok kopi, dan sebuah funnel.