Mengenal Kakak Beradik, Flat White dan Cappucino

Cappucino

Sajian latte dengan segala kreasi penyajian dan keunikannya nampaknya telah menjadi makanan sehari-harimu. Kau mungkin telah mengetahui seluk beluknya dan telah mencobai berbagai kreasi sajian latte di kedai kopi favoritmu. Indahnya ngopi di Jogja nampaknya belum lengkap jika belum membicarakan dua kakak dari sajian latte yang seringkali kau dengar namanya. Mereka adalah Flat White dan Cappucino, dua jenis sajian kopi yang sejatinya memiliki kekuatan rasa kopi yang lebih tinggi dibandingkan dengan latte. Ya, kedua jenis sajian ini adalah untukmu yang sedang mencoba keluar dari zona nyaman, lalu memutuskan mencoba selevel lebih menantang dalam kehidupanmu. Mari kuperkenalkan dua sajian kopi yang salah satunya dipopulerkan oleh Starbucks Corporation, sebuah perusahaan kopi sekaligus jaringan kedai kopi Asal Amerika Serikat yang telah mendunia.

Mari mulai dari yang setingkat lebih tua dari latte, ialah Flat White. Sebenarnya, selain dapat disebut sebagai kakak kedua latte, ia adalah sebuah gaya minum kopi latte masyarakat Australia dan New Zealand. Komposisi susu yang lebih sedikit, membuat Flat White lebih memunculkan cita rasa pahit Espresso ketika diminum. Namun ada yang beda pada Dongeng Kopi Jogja, selain rasa pahit, kedai kesayangan ini juga memunculkan manisnya lemon dan pahitnya dark chocolate. Ini adalah hasil ramuan empat jenis kopi Arabika dari nusantara yang menjadi campuran dalam house blend kami.

Jika kau perhatikan, Flat White memiliki lapisan foam yang juga lebih tipis dari pada latte. Hal ini menambah kuatnya rasa kopi pada Flat White jika dibandingkan dengan latte. Bagaimana, kau masih kurang tertantang ketika pertama kali mencecap Flat White? Baiklah, jika begitu rasakan kakaknya, Cappucino. Sajian ini adalah kaka pertama dari latte. Ya, ia memiliki rasa kopi yang lebih kuat dari pada Flat White karena komposisi susunya pun lebih ringan lagi, apalagi jika dibandingkan dengan latte. Mungkin seperti stereotipe masyarakat yang belum tentu benar, bahwa anak sulung biasanya lebih adil dari pada adik-adiknya. Memang, tak selamanya seperti itu. Namun, stereotipe tersebut benar adanya dalam ketiga kakak beradik ini.

Cappucino memiliki komposisi yang seimbang antara kopi, susu dan foam. Bagaimana dengan gula? Ya, pada dasarnya ketiga sajian kopi tersebut tidak lagi membutuhkan gula. Karena susu yang dihangatkan dengan suhu sekitar 70 derajat sudah memberikan rasa manis pada Espresso yang menjadi bahan campuran utama. Namun, kedai sederhana ini selalu ingin membuatmu nyaman untuk menepi sejenak di sini. Maka, kami pun menghormati tiap-tiap selera sahabat yang datang berkunjung. Tanpa sungkan kami akan menambahkan gula jika memang kau adalah satu yang menyukai sensasi manis gula di dalam kopi yang kau nikmati.

Kau tak harus mencicipi berbagai sajian kopi tersebut di kedai sederhana ini, namun jika kau rindu racikan house blend kami sebagai fondasi utama, menepilah kembali. Seperti kehidupan setiap orang, kopi pun memiliki dinamikanya masing-masing. Adalah petani, penyangrai, dan penyeduh atau yang disebut-sebut barista menjadi aktor-aktor dibalik dinamika biji-biji kopi. Kami pun begitu, terus berdinamika dalam house blend yang selalu berganti komposisi dan cita rasa. Ya, karena kami menyukai hal baru, termasuk pertemuan baru denganmu. Bukan berarti tak konsisten, kami memiliki satu pokok utama dalam racikan house blend kami yang selalu diawali dengan cupping untuk memastikan kopi yang tersaji padamu adalah layak. Satu hal yang menjadi konsistensi kami adalah suaramu para sahabat yang selalu kami dengar. Akan sangat menyenangkan ketika pelanggan yang datang mengungkapkan kesannya dalam bentuk apapun, sembari mengobrol soal kopi dengan kami. Itulah yang menjadikan racikan house blend kedai sederhana ini selalu dirindukan. Ia kemudian menjelma menjadi beberapa diantaranya adalah ketiga kakak beradik tersebut: Cappucino, Flat White, dan Coffee Latte. Selamat menepi, bagi yang rindu. [ASDP]